Pada tahun 2005i, setelah berkonsultasi dengan beberapa dokter (termasuk dokter ahli hormone, krn berpikir saya kena tyroid), saya menemukan bahwa masalah saya terletak di kelenjar air liur. Ada “coral stones” yang mendiami kelenjar air liur saya. Namanya Sialotith (bagus, ya?). Teman-teman sekelas di FEE, tentunya masih ingat kisah mengerikan saya menjadi kelinci percobaan mahasiswa-mahasiswa tak berpengalaman di RSCM. Maklum, sialolith bukan “gangguan” yang lazim ditemui.ii
Frequently Asked Questions:
1. Seperti apa sih? Ada benjolan keras persis di bawah rahang kanan saya. Kalau sedang “kumat”, benjolan itu akan terlihat menonjol seperti bola pingpong. Kalau lagi ‘ayem’, ya tidak nampak dari luar.
2. Apa yang saya rasakan? kalo lagi normal (saya tidak kena radang), ya.. ga masalah. Tapi kalau tenggorokan atau daerah mulut saya sedang radang, maka setiap kali saya makan sesuatu yang sifatnya “terlalu” (panas, spicy, pedas, dingin, rich), benjolannya membesar. Dan kalau lagi kumat, saya akan kesulitan termasuk dalam menelan.
3. Apa penyebabnya? Katanya mah, ada suatu saat, pas saya sedang radang, ada sesuatu yang iseng nyungsep masuk ke kelenjar air liur saya. Kelenjar berproses seperti tiram yang menghasilkan mutiara dengan membungkus “intruder” itu. Pembungkusan terjadi makin lama makin besar. Jadilah coral.
Sesudah saya mencari informasi lebih lanjut dan berkonsultasi lagi, kesimpulannya (masih 05-06 nih):
1. Coral stones (The Pearls) tidak akan mengganggu sepanjang saya dapat menjaga kondisi u/ tidak kena radang (khusunya bagian mulut). Kalau saya kena radang, terpaksa harus selalu mengkonsumsi anti-biotics.
2. The Pearls tidak dapat diobati, tapi juga tidak fatal (mematikan), tidak menjalar, ataupun menular.
3. Jalan satu-satunya pengobatan hanya melalui operasi. Entah dari bawah lidah, atau dari leher. Ada alternative lain, yaitu dilaser. Tapi, itupun masih sangat jarang.
4. Karena belum mengganggu, ya sudah, saya biarkan saja. Dari tahun 05 itu, kalau “kumat”, yaa…. diberi anti-biotics. And it worked.
Yg dirasakan dalam periode akhir Maret 2009 onwards
The Pearls mulai menunjukkan aksi terus menerus. Kalau biasanya bengkaknya hanya terjadi sesudah makan yg “terlalu” di atas, sekarang ini, bengkaknya tetap pamer diri 24/7, apalagi kalo dah ngomong banyak (lha…, modal jualanku di suara leh).
Karena bengkak terus menerus itu, ada syaraf yang tertekan, sampai kepala sakitnya seperti migraine, telinga merasa ada yg menekan, dan bahu kanan sakit sekali (ga mempan dengan massage).
Akhir April getting worse, dah ga bisa makan makanan normal. Bahkan minum air putihpun susah. Yg lebih gila, kumur2 waktu sikat gigipun ga bisa (entah berapa banyak Listerine terminum, hahaha). Dan karena itu juga, sejak awal bulan Mei 09 saya catering khusus. Makanan bayi, boooooo…. Pokoknya mah, penuh gizi, tapi tidak perlu dikunyah. Tgl 8 Mei, Shirley n Cahyadi jadi saksi bhw mie Ta Diang yg uenakpun tidak dapat saya lahap krn saya tdk mampu mengunyah.
Di sepanjang bagian dalam mulut saya sebelah kanan rasanya ada duri-duri yang menusuk. Duuuh…, jari kita terkena duri ikan/mawar yang begitu halus saja sudah sangat mengganggu, apalagi ini, tidak terungkapkan lah!
Saya sering terbangun tengah malam karena kakiku keram dan sakit luar biasa. Rupanya, kata dokter syaraf, itupun karena syaraf kepalsaya ada yg kepencet.iii
Terus, diapain dong?
Akhirnya, sama seperti peternak yang akan memanen mutiaranya, ya…, saya juga menghubungi dokter yang sanggup mengoperasi saya. Kembali lagi, dari segi tipe penyakit, this is no a disease, this is just an illness. Anomaly yang tidak fatal. Tapi, karena juarang sekali ditemukan, saya harus mendapatkan dokter yang pe-de dalam melakukan tindakan ini.
Dari mulai bikin jadwal operasi di January 2010, maju ke July 2009, maju lagi ke 9 Juni 2009 (di satu pihak, jadwal kerja sedang padat, di lain pihak, sakit 24/7 dah ga tertahankan)
Sejak akhir April, saya sudah:
1. Menghubungi Insurance menanyakan detail coverage.
2. Meminta pembimbing rohani saya menemani saya selama proses operasi
3. Mencari dan mendapatkan teman yang mau meminjamkan mainan papan tulis anaknya yang bisa langsung dihapus, karena setelah operasi itu saya harus “mute” dulu selama beberapa hari. Jadi, komunikasi hanya bisa tertulis.
4. Minta staf saya mencetak tulisan “thanks!” dengan gambar macam2 di kertas A4 sehingga kalo temen-temen nengok, saya bisa mengacungkan kertas itu. Hahaha…
5. Membuat press release yang akan saya kirimkan tanggal 7 & 8 Juni sehingga teman2 bisa mendoakan saya dalam proses operasi dan penyembuhan.
6. Mengosongkan jadwal kerja di luar kantor sampai dua minggu setelah keluar RS, karena dalam 2 minggu itu, kelenjar air liur dicutikan sebisa mungkin.
Saya juga sudah menyiapkan mental bahwa seandainya ada sesuatu yg slip yg akan membuat saya tdk dapat lagi melayani KRISTUS dengan suara saya, saya berdoa agar bisa tetap dipakai BELIAU menjadi trainer atau guru di SLB Bisu Tuli. Atau, saya akan menekuni belajar menulis dan mewujudkan impian saya menulis buku pendidikan.
Untuk teman-teman yang cukup mengenal saya, you know that I am a detail-freak, hahaha…
Apakah saya tetap bekerja normal?
Hehehe…., ya. Saya hanya menceritakan apa yang saya alami secara detil kepada beberapa orang, yang saya anggap “berkepala dingin” dan yang tidak akan panik, (biasanya, org2 panik mencereweti saya dengan hal-hal yg hanya bikin pusing dan claustrophobic. Maksudnya baik, tapi tidak menolong dengan tepat ).
Saya juga tetap tampil normal, berusaha tidak menunjukkan kesakitan. Bagi saya, kasihan kalo mereka stress ga kepuguhan, yang toh, tidak perlu juga.
THE D-DAY, 19 MEI 2009
1. Tgl 18 Mei malam saya ke dokter u/ mengambil surat pengantar CT-Scan. Di sana kami diskusi panjang lebar (lama operasi yg akan memakan waktu sekitar 2 jam, pembelekan either dr bwh lidah or leher, dsb, dst, dll).
2. Tgl 19 Mei jam 8 pagi, saya mengirim email melaporkan hasil diskusi kepada beberapa teman-teman.
3. TANGGAL 19 MEI PAGI, SEKITR JAM 11 SIANG, DI KANTOR I-TEACH, DI BISD, KETIKA SAYA SEDANG MINUM, TIBA-TIBA SAYA MERASAKAN ADA SESUATU DI MULUT SAYA. DAN KETIKA SAYA MENGAMBILNYA, SAYA MENDAPATKAN SEBUAH BATU YANG BETUL-BETUL SANGAT MIRIP DENGAN BATU KORAL. UKURANNYA SEKITAR 1 CM X 0.5 CM X 0.3 CM. PANTAS SAJA SAYA KESAKITAN. WONG TEKSTURNYA MEMANG KASAR DAN TAJAM KOK. YA..., BATU KORAL LAH...
4. Teman-teman di kantor, yang memang melihat saya sedang minum di depan mereka, dan melihat saya mengambil sesuatu dari mulut saya, dan melihat batu itu, berteriak kaget dan kegirangan.
5. Kesakitan yang saya rasakan serta merta HILANG!! TOTAL!!! Apa yang emosi yang timbul? Waah…, sama seperti rasa sakit yang tak terungkapkan begitu juga luapan emosi yang timbul.
Karena ph dr tidak diangkat-angkat, akhirnya saya hanya meng-sms beliau. Sekitar jam itu juga saya menelpon anggota keluarga dan mengirimkan email pada teman2 yg paginya saya kirimi laporan, bahwa mujijat telah terjadi.
Semua tidak percaya! Tapi semua juga mengembalikan segala puji syukur kepada Sang Illahi. Kejadian ini memang di luar apa yang dapat dipikirkan.
Follow Up
1. Tanggal 20 Mei saya CT-Scan. Ternyata masih ada dua batu. Masing-masing berukuran 0.5 dan 0.38 cm.
2. Tanggal 25 Mei saya membawa hasil CT-Scan dan my Pearl ke dr, sambil menanyakan apakah saya harus tetap dioperasi u/ mengambil dua batu yang tersisa. Dokter juga binun. Dia minta waktu untuk mendiskusikan hal ini dengan partnernya (saya sangat berterima kasih bahwa dia tidak memaksakan kehendak, hanya dengan pemikiran mencari uang dari operasi).
3. Tanggal 29 Mei jam 21.00 dokter menginformasikan bahwa operasi saya bisa ditunda sampai mutiara2 itu siap dipanen atau mengganggu lagi.
Kun Fayakun
“Dua ekor burung pipit dapat dibeli dengan satu mata uang yang paling kecil. Meskipun begitu tidak ada seekor pun jatuh ke tanah kalau tidak dikehendaki Bapamu. Jumlah rambut di kepalamu pun sudah dihitung semuanya. Sebab itu, janganlah takut! Kalian lebih berharga daripada burung-burung pipit!" – Begitulah KRISTUS menguatkan orang-orang yang mengikutinya.v
Peristiwa itu menguatkan betapa ada banyak hal yang di luar kemampuan apa yang dapat saya pikirkan, tapi, ketika ALLAH berkehendak, maka jadilah. Saya sadar bahwa dalam banyak hal, saya sering menekankan “logika donggg….”. Saya diingatkan bagaimana Tomas ditegur KRISTUS karena tidak mau mempercayai kebangkitanNYA secara daging dari kematian.iv
Apakah kemudian bila peristiwa itu tidak terjadi Allah tidak mengasihi saya? SAMA SEKALI TIDAK DEMIKIAN. Setiap peristiwa dalam kehidupan saya merupakan mujijat yang luar biasa. Ketika seorang anak kelas 1 SD yang dianggap sangat bermasalah memberikan hasil gambarnya buat saya, ketika anak lain, yang dideteksi autis, yang tidak dapat saya dekati karena dia tantrum, tiba-tiba menjawil saya untuk minta ditemani, ketika kedua kaki saya keram padahal saya sedang berdiri dan melakukan pelatihan, ketika dalam kesakitan luar biasa, suara dan penampilan saya bisa tetap normal – semua itu mujijat-mujijat yang KRISTUS berikan.
Banyak hal lagi. SETIAP SAAT, setiap bagian peristiwa dalam kehidupan saya merupakan anugerah pemeliharaan KRISTUS.
Dan peristiwa tanggal 19 Mei itu mengingatkan saya kembali apa yang saya dapatkan di bulan Desember lalu dalam sebuah perenungan: “Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." (Lukas 1: 45)
Informasi Lebih Lanjut on Sialolithvii
i 2005 or awal 2006 ya? Itu pas wkt kelasnya Fiona lah.
ii Ceritanya, mereka harus memasukkan jarum halus ke bawah lidah saya, menelusuri kelenjar air liur saya, untuk dapat memastikan bahwa saya betul2 memelihara coral. Ternyata baik mereka maupun dokter radiologist pembimbing mereka pun belum pernah melsayakan tindakan seperti itu
iii Saya ke dokter syaraf krn sakit kepalsaya ga tertahankan. Sempat disuntik di kelapa, eh, kepala. Dia yg nanya, kamu suka keram ya? Dan saya baru tau bhw ada hubungan antara syarat kepencet di kepala dgn keram di kaki.
iv Photo batu itu baru akan saya tampilkan di waktu mendatang. Maklum, ga ahli moto. Td dah nyoba, hasilnya jelek. Burem.
v Matius 10:29
vi Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yohanes 20: 27-29)
vii Further Information
Simple:
http://www.simplestepsdental.com/SS/ihtSS/r.WSIHW/st.32219/t.34882/pr.3.html
Technical:
1.
http://findarticles.com/p/articles/mi_m0BUM/is_5_83/ai_n6077864/
2.
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.thejcdp.com/issue023/soares/graphics/fig01.jpg&imgrefurl=http://www.thejcdp.com/issue023/soares/02soares.htm&h=291&w=416&sz=14&tbnid=cN9CxWphyUWQPM::&tbnh=87&tbnw=125&prev=/images%3Fq%3Dsialolith&hl=id&usg=__cYA3K25yWlHK-e23B1ab1xVhM6I=&ei=d4QHSpTLAZiQkAXMg7TWBw&sa=X&oi=image_result&resnum=7&ct=image
Picture:
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.nature.com/bdj/journal/v193/n2/images/4801491f2.jpg&imgrefurl=http://www.nature.com/bdj/journal/v193/n2/fig_tab/4801491f2.htm&h=305&w=400&sz=25&tbnid=7x1HTW0Lju5KtM::&tbnh=95&tbnw=124&prev=/images%3Fq%3Dsialolith&hl=id&usg=__Mgo9aAF53wZO6sRg_8juz98G9Rc=&ei=FYYHSufjIs-GkQXrupjWBw&sa=X&oi=image_result&resnum=4&ct=image
Saturday, May 30, 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)